Krisis global di 2012 akan sangat memberikan dampak berupa tekanan terhadap pertumbuhan industri manufaktur.
"Salah satu sektor yang akan mengalami tekanan akibat krisi global di 2012 adalah sektor manufaktur. Di mana demand dari Eropa, AS dan Jepang akan turun," kata Lead Economist bagi Bank Dunia di Indonesia, Shubham Chaudhuri di Jakarta, Rabu (14/12).
Lebih lanjut Subham mengatakan, ke depan perlu langkah-langkah untuk meningkatkan akses terhadap pendanaan, infrastruktur dan peraturan tenaga kerja. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung pertumbuhan sektor manufaktur dan sektor-sektor jasa terkait.
Di tempat yang sama Senior Economist Bank Dunia, Sjamsu Rahardja menambahkan, tahun depan industri manufakur masih bisa tumbuh 7%.
Menurutnya, penurunan pertumbhan ekonomi 1% dapat memberikan tekanan terhadap pertumbuhan sektor manufaktur sebesar 0,5-0,8%. "Kita harus menjaga recovery sektor manufaktur dengan meningkatkan ketahanan dan daya saingnya. Caranya dengan mengadress kendala-kendala yang akan dihadapi," jelasnya.
"Salah satu sektor yang akan mengalami tekanan akibat krisi global di 2012 adalah sektor manufaktur. Di mana demand dari Eropa, AS dan Jepang akan turun," kata Lead Economist bagi Bank Dunia di Indonesia, Shubham Chaudhuri di Jakarta, Rabu (14/12).
Lebih lanjut Subham mengatakan, ke depan perlu langkah-langkah untuk meningkatkan akses terhadap pendanaan, infrastruktur dan peraturan tenaga kerja. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung pertumbuhan sektor manufaktur dan sektor-sektor jasa terkait.
Di tempat yang sama Senior Economist Bank Dunia, Sjamsu Rahardja menambahkan, tahun depan industri manufakur masih bisa tumbuh 7%.
Menurutnya, penurunan pertumbhan ekonomi 1% dapat memberikan tekanan terhadap pertumbuhan sektor manufaktur sebesar 0,5-0,8%. "Kita harus menjaga recovery sektor manufaktur dengan meningkatkan ketahanan dan daya saingnya. Caranya dengan mengadress kendala-kendala yang akan dihadapi," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar