Rabu, 14 Desember 2011

Faktor fundamental ekonomi Indonesia yang diperkirakan masih positif diharapkan dapat memberikan sentimen positif ke bursa saham pada 2012.


Faktor fundamental ekonomi Indonesia yang diperkirakan masih positif diharapkan dapat memberikan sentimen positif ke bursa saham pada 2012.

"Penurunan suku bunga acuan, likuiditas perbankan masih banyak dan Indonesia dilihat masih jadi pilihan investor,apalagi kalau Indonesia mendapatkan investment grade pada kuartal kedua atau ketiga tahun depan dapat memberikan sentimen positif ke bursa saham," ujar Direktur Utama PT Buana Capital Benny Setiabrata, saat ditemui wartawan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/12).

Hal senada dikatakan Ekonom PT Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih. Lana menuturkan, makro ekonomi masih baik pada tahun depan di tengah krisis Eropa. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan sebesar 6,5% pada 2012 didukung konsumsi domestik dan infrastruktur dapat direalisasikan sehingga itu dapat memberi sentimen positif untuk makro ekonomi Indonesia termasuk bursa saham."Kekuatan ekonomi domestik ini diharapkan jadi pendorong saham sehingga potensi pasar modal Indonesia masih bagus," tambah Lana.

Lana mengaku, memang akan ada momentum perlambatan pada kuartal pertama 2012. Investor masih akan mengambil posisi wait and see untuk melihat perkembangan penyelesaian krisis utang Eropa dalam jangka pendek. Tetapi kondisi bursa saham Indonesia masih akan stabil ke depan. Lana memprediksikan, IHSG akan berada di level 4.275 pada 2012. "Kemungkinan Asia akan mendapatkan limpahan dana asing,apalagi mengingat lembaga rating seperti S&P dan Fitch Rating akan melakukan down grade terhadap Amerika Serikat dan Eropa," ujar Lana.

Kepala Riset PT Henan Putihrai Securities Felix Sindhunata menuturkan, emerging market masih tetap diminati dana asing di tengah ekonomi Eropa yang memasuki fase resesi di semester I tahun depan. Selain itu, penurunan BI-Rate pada 2012 cenderung terbatas, tekanan inflasi diperkirakan akan semakin meningkat terutama dipicu dari kenaikan harga komoditas. Penurunan BI-Rate terbatas tersebut akan membuat pergerakan Rupiah sangat tergantung pada sentimen market dan pergerakan dolar Amerika Serikat. "Dengan skenario pertumbuhan, IHSG untuk 2012 kami perkirakan akan bergerak di kisaran 4.230-4.550 merefleksikan mean dan median PE historis di 16,4 kali dan 17,7 kali," ujar Felix.

Untuk sektor saham yang menjadi pilihan pada 2012, dalam riset PT Henan Putihrai Securities, sektor saham pertambangan, perbankan, otomotif, consumer, dan perkebunan masih menarik pada 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar